Jumat, 20 Mei 2022

3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Sekolahku Kebanggaanku

(refleksi dalam Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset)

 

                                                             Oleh : Ediyati Tri Setyoningsih

CGP Angkatan 4 Sragen

Pendahuluan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang yaitu UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Standar Nasional Pendidikan dalam PP 57 tahun 2021 disebutkan Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

SMA N 2 Sragen dengan Visi Unggul dalam Mutu, Santun dalam Berperilaku, Berakhlak dan Berilmu, Berkarakter dan Berbudaya, Peduli Lingkungan. Berlokasi di Jalan Anggrek 34 Sragen berdiri 41 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Juli 1980. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi tentu sekolahku disatu sisi selain berpengelaman dalam pengelolaan pendidikan, banyak penghargaan, prestasi yang diraih dalam bidang pendidikan, agama, olahraga, seni budaya baik tingkat daerah, propinsi, dan nasional (khususnya bagi murid). Disisi lain kerjasama, hubungan dengan pihak ketiga (Pemerintah, Perbankan, Percetakan/Penerbit, Perguruan Tinggi, Asosiasi dan lain-lain) terjalin saling percaya dan harrmonis.

 

Identifikasi dan Pemetaan Aset/Kekuatan/Potensi Sekolah

I.                    Yang kami kuasai

Utamanya sumber daya manusia (human resources) pendidik, dan tenaga kependidikan yang punya kriteria professional di bidangnya. Hal ini tidak hanya sebagai asset, namun juga dalam manajemen sumber daya manusia dan “memanusiakan manusia” yang kami kuasai, dengan pola dan standar kerja sesuai peraturan (pemerintah).

Selain itu dilingkungan sosial kemasyarakatan dan ekonomi, Pendidik dan tenaga kependidikan kami cakap dalam hubungan kemasyarakatan dan organisasi, terbukti banyak yang menjadi pengurus organisasi profesi, sosial keagamaan dan kemasyarakatan, ada di MGMP, RW, RT, Kelompok Tani, Kewirausahaan, Asosiasi, dan lain sebagainya.

 1.      Modal Manusia

a.      Pengawas Sekolah

Bersertifikasi

Berijazah S2

b.      Kepala Sekolah

Kualifikasi pendidikan S2

Cakap, berpengalaman 

c.       Guru

Berstandar pendidik yang berkompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Berkualifikasi pendidik dibuktikan dengan ijazah (S1 dan S2) dan sertifikat keahlian.

Ada beberapa yang menjadi Guru Berprestasi, Nara Sumber, Instruktur.

Kombinasi guru senior dan muda, baik yang berstatus ASN maupun Honorer yang

komplementer.

Terdapat komunitas praktisi.

Aktif dalam ikut pelatihan, workshop, dan kegiatan pendidikan lainnya.

 

II.                  Yang kami banggakan

Sekolah kami terakreditasi A+, sebagai sekolah Adiwiyata sekaligus sekolah ramah anak. Dengan tagline SMANDA SMART, SMA DUA

Menjadi salah satu SMA Negeri yang banyak dipercaya dan diterima oleh Perguruan Tinggi Negeri lewat jalur UNBK ?

Standar Nasional Pendidikan yang mencakup: standar kompetensi lulusan;

standar isi; standar proses; standar penilaian Pendidikan; standar tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; dan standar pembiayaan, semua sudah sesuai dengan UU, dan peraturan pemerintah.

 

d.      Murid

Dengan jumlah peserta didik berjumlah 1079 (Tingkat 12, Laki-laki 116, perempuan 244, jumlah 360; Tingkat 11, laki-laki 115, perempuan 245, jumlah 360;

Tingkat 10, laki-laki 142, perempuan 217, jumlah 359), yang majemuk (heterogen) baik latar belakang agama, kecerdasan, ekonomi, menjadi modal dasar sekolah, sekaligus bukti bahwa sekolah ini tidak membedakan peserta didik.

Berprestasi dalam perlombaan sains, sosial, dan olahraga dibuktikan dengan piala-penghargaan yang diraih.

Menjadi Duta Pariwisata dalam pemilihan Akang-Mbakyu Daerah, Propinsi.

Menjadi atlet renang tingkat daerah

e.      Tenaga Kependidikan (Selain Pendidik)

Standar tenaga kependidikan (S1), kriteria minimal kompetensi yang dimiliki tenaga kependidikan (selain pendidik) sesuai dengan tugas dan fungsi dalam melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses Pendidikan. Kompetensi tenaga kependidikan meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional untuk menunjang proses Pendidikan.

Berbasis pada IT dalam tata usaha.

f.        Karyawan (Satpam dan Office Boy)

Disiplin dalam bertugas

Bekerja dengan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, segan)

g.      Komite Sekolah

Kualifikasi pendidikan S1, S2.

Cakap berpengalaman

Dari berbagai latar belakang profesi

h.      Orang Tua Murid

Ada group medsos orang tua/wali, sebagai sarana komunikasi dan informasi sekolah.

Kebanyakan berpendidikan menengah atas, dan tinggi.

Dominan golongan ekonomi menengah ke atas.

Ada yang berprofesi dokter, ASN, tentara dan keplosian, advokat, pengusaha, dan lain-lain.

Sangat mendukung proses kemajuan pendidikan.

i.        Masyarakat (sekitar, dan luas umumnya)

Berdasarkan peraturan pemerintah, Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Dimana peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

 

Strategi Pemanfaatan Modal Manusia :

Menetapkan visi dan misi sekolah dengan target sekolah mewujudkan murid yang penuh cinta kasih, mandiri dan berprestasi

Pasca PGP, Melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti coaching, pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional.

Memaksimalkan peran organisasi intra sekolah (OSIS, Pramuka, ROHIS, dll)

Menghidupkan berbagai kegiatan ekstrakuriler

Berpartisipasi dalam berbagai kompetisi, lomba berbagai bidang kegiatan (pendidikan, agama, olahraga, sains)

Melaksanakan budaya literasi sekolah 

Mengikuti diklat pembelajaran online dan offline

Tenaga kependidikan mengikuti pelatihan teknik adminstrasi

Mengaktifkan kegiatan komunitas praktisi dan MGMP.

 

III.                Yang membuat kami unik

Adanya Keyakinan Sekolah (didalamnya terdapat peraturan) yang sudah menjadi budaya sekolah, timbul atas kesadaran dari warga sekolah bahwa semua merasa handarbeni  terhadap sekolah.

Disekolah, walaupun tidak ada Badan Amal Zakat Infaq Sadaqoh, namun mempunyai Komunitas Sosial yang secara rutin dan incidental mengadakan BAKSOS, selalu berbagi (uang, sembako, air bersih di wilayah Sragen yang kekeringan) dan Tanaman (penghijauan) kepada masyarakat sekitar dan masyarakat luas.

Mempunyai ruang Podcast sebagai ruang interview.

Mempunyai rumah hijau/green house

 2.      Modal Sosial

Hubungan yang baik dan harmonis dengan lembaga/instansi pemerintah setempat dan diatasnya, baik dalam satu bidang pendidikan maupun bidang lainnya.

Misalkan : Dinas Pendidikan, dan Dinas Lain, Camat, Kepolisian, Kejaksaan, BNN, Puskesmas, Kantor Perpajakan, Perpustakaan Daerah, dan lain-lain.

Hubungan Kerjasama yang baik dengan instansi swasta lain, seperti : Telkomsel, Bank

(Bank Jateng), Lazismu, Komunitas Praktisi, Komunitas Profesi (IDI, HIPMI), Dll

PGRI (ranting)

Koperasi Sekolah

OSIS

Pramuka

Rohani Islam, Rohani Katolik, Rohani Kristen

Karya Tulis Ilmiah Siswa

Kompetisi Sains Nasional

Compact (jurnalis dan multimedia)

ECC Smada (pecinta alam)

club Robotic

Club OlahRaga (Futsal, Volly, Basket)

Club Seni (Teater Heterogen, Musik, Paduan Suara, Tari)

Palang Merah Remaja

MGMP

Komite sekolah

Hubungan yang baik dengan Komunitas Alumni

Strategi pemanfaatan Modal Sosial :

Mengimplementasikan strategi pembelajaran di luar kelas melalui kerjasama dengan pemerintah atau perusahaan.

Bekerjasama dan saling percaya dengan instansi/lembaga untuk mewujudkan visi misi sekolah.

Mengoptimalkan kegiatan komunitas praktisi, MGMP, untuk pembelajaran yang berpihak pada murid dan kebutuhan belajar murid.

Membangun hubungan personal dan sosial yang solid baik dalam acara duka dan suka diantara guru, murid dan semua warga sekolah

3.      Modal Fisik

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Prasarana merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi Satuan Pendidikan. Standar sarana dan prasarana ditentukan dengan prinsip: menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan, dan efektif; menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan; ramah terhadap penyandang disabilitas; dan      ramah terhadap kelestarian lingkungan. Yaitu :

Bangunan sekolah yang terletak strategis di pusat kabupaten.

Gedung/Bangunan Kelas (bertingkat) yang permanen dan modern dilengkapi papan tulis white board, proyektor, kipas angin, papan keyakinan kelas di setiap kelas.

Terdapat sanitasi, tempat sampah, saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran dalam kondisi baik dan memadai

Ruangan yang mendukung proses pembelajaran seperti Laboratorium Fisika, Lab. Biologi, Laboratorium Kimia, Lab. Komputer (1 dan 2), Lab. Bahasa, semuanya berAC, dan dalam kondisi baik dan memadai.

Ruang serbaguna, pertemuan/pelatihan (aula 1 dan 2) ber AC, baik dan memadai (sering digunakan pihak eksternal)

Perpustakaan

Ruang Agama Kristen.

Masjid yang megah, modern.

Sanggar Pramuka

Studio Seni

Studio music/band

Ruang BK

Ruang UKS (1 dan 2)

Ruang Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan ruang Guru

Ruang Administrasi/TU

Lapangan (Tenis, Basket)

Parkir yang luas

Lapangan Upacara

Toilet rapi dan bersih

Wifi (telkomsel)

Kantin (4 buah) bersih

Strategi pemanfaatan Modal Fisik :

Memanfaatkan sarana dan prasana sekolah seoptimal mungkin untuk pembelajaran yang bermakna

Merawat dan memelihara seluruh sarana dan prasarana secara rutin untuk kesinambungan proses pembelajaran

4.      Modal Lingkungan/alam

Taman sekolah tertata dengan baik dan asri

Terdapat rumah hijau/ green house

Banyak pohon besar menambah rindang

Sebelah timur dan utara sekolah dikelilingi Sungai

Dekat dengan fasilitas umum, pelayanan public, seperti : taman kota ganesha/hutan kota/taman intan sachari, dan lain-lain.

Strategi pemanfaatan Modal Lingkungan/Alam :

Memanfaatkan taman sekolah sebagai tempat belajar, literasi dan kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain

Memanfaatkan fasilitas umum sebagai tempat pembelajaran, penelitian, dan pelatihan.

5.      Modal Finansial

Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan Pendidikan menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Standar pembiayaan merupakan kriteria minimal mengenai komponen pembiayaan Pendidikan pada Satuan Pendidikan, yang terdiri atas Pembiayaan Pendidikan terdiri atas: biaya investasi; dan biaya operasional.

Biaya investasi meliputi komponen biaya: investasi lahan; penyediaan sarana dan prasarana; penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia; dan modal kerja tetap.

Biaya operasional meliputi komponen biaya: personalia; dan nonpersonalia.

Dana BOS

Dana BOP

Dana sukarela dari pihak ketiga (tanpa mengikat) misalkan dari Alumni, Orang tua

murid, Lazizmu.

Strategi Pemanfaatan Modal Finansial :

Menyusun RKAS di awal tahun ajaran.

Mengoptimalkan dana yang tersedia (dari PIHAK KETIGA) untuk kegiatan sekolah yang berkualitas.

Menggunakan dana BOS, BOP sesuai peraturan.


IV.                Yang kami miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar

Adalah mampu menjalin hubungan baik dengan warga sekitar, aparat dan juga komunitas luar sekolah demi mewujudkan kualitas Pendidikan yang berdampak juga untuk masyarakat sekitar. 

Misalnya, kerjasama dengan puskesmas setempat untuk pemeriksaan kesehatan;

bekerjasama dengan kepolisian dan babinsa untuk penyuluhan tentang narkoba dan bahaya tawuran.

Warga Sekolah memiliki semangat kekeluargaan dan keterbukaan dalam setiap prgram sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran.  


6.      Modal Politik

Rapat rutin yang diadakan sekali dalam seminggu

MKKS dan Dinas Pendidikan Daerah dan Propinsi

Puskesmas kecamatan Sragen untuk kegiatan kesehatan bagi peserta didik.

Kamtibmas dari Polsek Sragen dan Babinsa yang memberikan bimbingan penyuluhan.

BLH yang mendukung kegiatan sekolah

PDAM

PLN

Strategi Pemanfaatan Modal Politik :

Melalui kerja sama dengan puskesmas semua murid yang telah berusia 12 tahun ke atas telah menerima vaksin 1 dan 2, serta memberikan imunisasi kepada murid

Bekerjasama dengan PDAM Tirtanadi menjamin ketersediaan air di lingkungan sekolah

Bekerjasama dengan PLN menjamin penerangan dan lainnya.

Kerjasama dengan Telkomsel untuk pengadaan wifi

 7.      Modal Agama dan budaya

Perbedaan latar belakang mudah menerima perbedaan, dan toleransi

Kegiatan-kegiatan tahunan sekolah seperti : hari ulang tahun sekolah, pentas seni, outing class, dan lain-lain.

Memperingati hari besar keagamaan.

Gotong royong

Berbagi/kegiatan sosial.

Buka bersama  

Strategi Pemanfaatan Modal Agama dan Budaya :

Menjalin Kerjasama yang baik dengan organisasi keagamaan,

Merayakan hari-hari besar nasional seperti : Sumpah pemuda, hari Pendidikan, hari Pancasila, hari guru, dengan menampilkan beragam budaya dan kearifan local.

Menjalin hubungan baik dengan panti-panti asuhan, menyumbangkan uang dan barang/benda yang di sumbangkan oleh murid, orang tua dan guru.

Memelihara budaya gotong royong dalam setiap kegiatan sekolah, contoh : setiap kegiatan sekolah guru dan murid berpartisipasi aktif

V.                  Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang lain? 

Banyak fasilitas pembelajaran bahkan bisa dikatakan lengkap.

Penari dari ekstra Tari sering dimohon bantuan untuk membuka acar di Dinas Pariwisata, dan mendapat undangan pentas diberbagai instansi.

Sebagai Pramuka Gugus Depan Tergiat-Mantab Daerah dan mewakili Sragen ke Propinsi Jawa Tengah.

 

Selanjutnya dokumen foto terlampir dibawah..

 

Terimakasih

Salam bahagia






Minggu, 15 Mei 2022

 

Jurnal Refleksi Minggu Ke 20

Modul 3.2 “Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya”

(Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep-Mandiri&Forum Diskusi-, dan Ruang Kolaborasi)

 

Model Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)

 

- Description​ :

Pembelajaran modul 3.2 tentang Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya pada alur MERRDEKA BELAJAR "Mulai Dari Diri" dengan menjawab beberapa pertanyaan pendahuluan tentang pengetahuan awal sehubungan dengan modul ini, yaitu tentang sosok pemimpin di sekolah saya, seperti apa sosok ideal pemimpin di sekolah saya, dan apa tugas seorang pemimpin. Selanjutnya, mengingat ulang pengetahuan saya tentang ekosistem, faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah, dan apa saja sumber daya yang dimiliki oleh sekolah.

Kemudian hal yang menarik bagi saya adalah menggambarkan posisi diri saya dalam ekosistem sekolah dengan menyebutkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam pengelolaan sumber daya sekolah, dimana peran saya (sebagai guru) dalam ekosistem sekolah adalah tidak hanya bertugas mentransper ilmu pengetahuan kepada murid, tidak hanya dituntut juga untuk mendidik, menuntun, membimbing para murid, tapi harus mampu berdaya guna, mengoptimalkan kekuatan sekaligus mengeliminir kelemahan dalam pengelolaan sumber daya sekolah yang ada (tentunya berpihak pada murid).

Alur Belajar berikutnya adalah “Eksplorasi Konsep (Mandiri)”, dengan menelaah konsep dasar tentang pengelolaan sumber daya, namun terlebih dahulu harus menjawab beberapa pertanyaan pemantik.

Dalam “Eksplorasi Konsep (Forum Diskusi)”, saya mendiskusikan beberapa pertanyaan yang terkait materi dari Eksplorasi konsep sebelumnya dengan CGP lainnya yang dipandu oleh fasilitator. Sekaligus memasuki “Ruang Kolaborasi” (Jum’at, 13 Mei 2022) dimana lebih spesifikl berdiskusi, yang sebelumnya dibuat kelompok kecil untuk mengidentifikasi berbagai sumber daya (7 sumber daya/asset) di daerah (Kecamatan) untuk sekolah dan strategi pemanfaatannya secara efektif, lalu didiskusikan dan jadwal berikutnya (Selasa, 17 Mei 2022) dipresentasikan dan akan mendapatkan umpan balik dari peserta lain, yang tetap dipandu fasilitator.

 

- Examination​:

Dari penggambaran-pengalaman yang saya dapat diatas, satu hal bahwa pembelajaran Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya telah memberikan banyak hal kepada saya bahwa sebagi guru ternyata dituntut juga mampu berpikir berbasis aset dan berpikir berbasis kekurangan/masalah, mengatur strategi pengelolaan sumber daya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD), selanjutnya dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolah. Dan mampu membuat Pemetaan sumber daya yang ada di daerah dan sekolah dengan  menggunakan tujuh aset/sumber daya berdasarkan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (Asset-Based Community Development), langkah berikutnya dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.

- Articulation of Learning :

Ekosistem sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah Murid; Kepala Sekolah; Guru; Staf/Tenaga Kependidikan; Pengawas Sekolah; Orang Tua; Masyarakat sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:

Keuangan; Sarana dan prasarana

Factor-faktor tersebut (biotik dan abiotik) adalah merupakan modal/asset bagi sekolah. Dimana aset yang dimiliki oleh sekolah tersebut sebagai kunci dari usaha perbaikan sekaligus menunjang program belajar agar berjalan efektif dan efisien.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam asset building and community

development, ada 7 aset utama yaitu Modal Manusia, Modal Sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan, Modal Finansial, Modal Politik, dan Modal Agama & Budaya.

Bagi saya (diri sendiri) kedepan harus mampu mengelola sumber daya yang ada disekolah, mampu membuat Strategi pengelolaan sumber daya, mampu memetakan sumber daya yang ada di sekolah, dan mampu mengevaluasi, menganalisis sejauh mana potensi kekuatan sumber daya yang dimiliki sekolah. Selanjutnya adanya perubahan yang signifikan dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah sehingga kemamfaatannya dapat dirasakan secara utuh dan maksimal oleh murid, dan Sekolah mampu mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan terpetakannya sumber daya yang ada.