Guru Bergerak
Blog ini dibuat sebagai ajang kreasi, diskusi, dan share ilmu (khususnya) bagi Calon Guru Penggerak, (umumnya) rekan-rekan guru. “Sumber berharga yang dimiliki semua guru adalah saling ketergantungan satu dengan yang lain. Tanpa kolaborasi (kerja bersama), maka pertumbuhan diri kita dibatasi oleh pandangan diri kita masing-masing”
Rabu, 08 Juni 2022
Selasa, 07 Juni 2022
Senin, 06 Juni 2022
Jumat, 03 Juni 2022
Minggu, 29 Mei 2022
Jumat, 27 Mei 2022
3.2.a.9. Koneksi Antar Materi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
3.2.a.9. Koneksi Antar Materi
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Sebuah Sintesis dan Rancangan Tindakan
Oleh : Ediyati Tri Setyoningsih
CGP Angkatan 4 Kabupaten Sragen
Pendahuluan
“Adapun
maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”
(dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1
pendidikan halaman 20)
Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai
‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya, disini Nilai dan Peran Guru (penggerak) harus
diimplementasikan yang berpihak pada murid. Selanjutnya membuat visi guru untuk
merdeka belajar murid. Dan mampu membuat rencana manajemen perubahan yang
menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif untuk prakarsa
perubahan yang dibutuhkan sekolah dalam menumbuhkan anak agar dapat menemukan
kemerdekaannya dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut menjadi seorang
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus lebih berorientasi pada Asset Based Thingking (focus pada asset
dan kekuatan), dimana mampu memetakan
strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, mengelola untuk menjalankan
program sekolah, dan menggunakan sumber daya tersebut secara tepat, efektif,
dan efisien agar dapat meningkatkan kualitas belajar serta menunjang
keberhasilan tujuan pendidikan, yang berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan
belajarnya.
Sintesis
Sekolah sebagai suatu
ekosistem pendidikan memiliki interaksi antara Faktor Biotik dan faktor
Abiotik. Faktor --faktor yang termasuk dalam kelompok Biotik adalah:
Murid, Guru, Kepala sekolah, pengawas dan komite sekolah. Faktor-faktor dalam
kelompok Abiotik adalah : Sarana Prasarana dan keuangan. Dimana unsur-unsur
tersebut saling berinteraksi, saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan
aktif satu sama lainnya untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras dan
harmonis.
Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu
aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia baik guru maupun murid. Seorang
Pemimpin harus bisa mendorong para guru melaksanakan pembelajaran yang berpihak
kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya.
Sebagai guru penggerak yang berperan sebagai
pemimpin pembelajaran harus bisa menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam
kesehariannya (baik di kelas maupun di sekolah) yaitu mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai
ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar
Pancasila.
Seorang pemimpin haruslah bisa menyusun Visi dan
misi yang berpihak pada murid sebagai Aset manusia yang ada disekolah. Seorang
pemimpin akan dapat melakukan perubahan menjadikan sekolah berbasis sumber daya
yang mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk melakukan perubahan yang
akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan menjadikan Budaya
Positif sekolah.
Sebagai pemimpin dalam pembelajaran (kurikulum),
guru harus mampu mengembangkan modul Pembelajaran berdiferensiasi, mengelola
sumber daya sesuai minat dan bakat dari murid sehingga menghasilkan
pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada murid. Pun halnya dalam Pembelajaran
social emosional, melihat potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh
siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial
emosional murid.
Sehubungan dengan itu, secara lebih detail dalam
menggali potensi sekaligus melejitkan potensi murid agar dapat berkembang
dengan maksimal, dibutuhkan keterampilan coaching sebagai bentuk pendekatan
komunikasi sebagai seorang pendidik. Baik dengan komunikasi asertif, dengan
sistem Among – ARTI, dan dengan pendekatan model TIRTA.
Selanjutnya,
keterkaitan (setelah pembelajaran tersebut) yaitu pengambilan keputusan dalam
pemimpin pembelajaran. Dari sini mampu mengubah pola pikir guru dalam
pengambilan keputusan antara dilema etika atau bujukan moral, yang didasarkan
pada nilai-nilai kebajikan universal. Sebagai pemimpin pembelajaran sudah
sepatutnya Keputusan yang diambil memperhatikan dan berpihak pada murid, dan
kebutuhan murid, yang mana guru sebagai teladan, motivator, serta memberikan
dukungan kepada muridnya, selain itu guru harus menerapkan konsep-konsep
pengambilan keputusan yang tepat – efektif – bertanggungjawab, dengan menerapkan
4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan.
Kesimpulan
Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber
Daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali,
menganalisis, dan memetakan potensi sumber daya/ 7 aset utama (modal manusia,
sosial, fisik, alam/ lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya) daerah/
sekolahnya dengan pendekatan berbasis aset (Asset Based Thinking), selanjutnya
memanfaatakan dan memberdayakan asset-aset tersebut secara tepat, efektif, dan
efisien untuk mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid,
untuk kualitas pendidikan.
Dari beberapa sumber daya yang ada di sekolah tersebut tentu memiliki
kontribusi dan hubungan dalam membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih
berkualitas apabila sumber daya dikelola secara tepat. Misalnya:
Contoh (modal manusia) : Guru yang mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan mendorong tumbuhkembang
murid untuk menggali potensi dirinya
Contoh (modal fisik) : ruang kelas yang memadai, kondisi baik akan
menunjang pembelajaran murid menjadi lebih efektif
Contoh (Modal Alam/lingkungan) : lingkungan/taman yang rindang, yang
asri dapat membuat murid merasa nyaman belajar di luar kelas dan juga sekolah
yang memiliki alam yang indah bisa menjadi media belajar murid.
Contoh (Modal Politik) : keterlibatan aktif guru dalam organisasi
profesi seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran membantu meningkatkan kompetensi
guru yang berimbas pada perubahan kualitas belajar murid
Contoh (Modal Finansial) : dana BOS yang tersedia, dikelola dengan
skala prioritas, akuntabilitas, transparan dan tepat dapat memenuhi kebutuhan
dan kulitas pembelajaran.
Relasi baik dengan lembaga kursus dan lembaga lain di sekitar sekolah
dapat menjadi sumber belajar murid adalah contoh modal sosial.
Selanjutnya, Cara Mengelola asset tersebut yaitu Fokus
pada asset/kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang
telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan
kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), dan merancang sebuah rencana berdasarkan
visi dan kekuatan serta melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.
Penutup
Sebelum pembelajaran modul
3.2 tentang Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini, tidak pernah memikirkan
sumber daya/aset/modal yang dimiliki sekolah. Awal mulanya sering melakukan
pemetaan tentang kelemahan yang dimiliki sekolah, kemudian memecahkan masalah.
Jadi lebih kepada Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based
Thinking) yang akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa
yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan
cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang
menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara
tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan
curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang
yang ada di sekitar.
Jika mulanya yang terpikir di kepala bahwa yang
dinamakan asset itu adalah segala hal yang nampak dan berbentuk (fisik),
ternyata lebih dari itu, ada asset lain yang tidak berbentuk secara tampilan
fisiknya, namun memiliki daya dukung dalam menggerakkan sekolah untuk bergerak
ke arah lebih maju, yaitu seperti asset agama dan budaya, politik, dan sosial.
Karena mindset saat itu sebagai seorang guru (kurikulum, assesmen, dsb) namun
setelah mempelajari modul ini saya sangat senang banyak ilmu dan pengalaman
baru yang bisa didapatkan baik secara mandiri maupun forum diskusi sesama rekan
sejawat.
Seorang pemimpin pembelajaran harus berpikir
kritis, terbuka, dan kreatif dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah
dengan begitu diharapkan membawa dampak yang signifikan terhadap transformasi
pendidikan baik dari aspek modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal
finansial, modal politik, modal alam/lingkungan, dan modal agama serta budaya.
Rancangan Tindakan
|
PRAKARSA PERUBAHAN |
Membuat
suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan |
|
|
TAHAPAN |
Pertanyaan |
Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan jawaban |
|
B-uat pertanyaan (Define) ●
Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi
kekuatan/potensi/ peluang; ●
Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan |
Bagaimana
membuat suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan ? Apa
indicator, parameter suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan ? Apa
yang harus dilakukan untuk membuat dan menjaga kelangsungan suasana kelas
yang kondusif dan menyenangkan ? |
Mencari
informasi peraturan, literature mengenai suasana pembelajaran dikelas yang kondusif dan
menyenangkan. Berdiskusi
dengan kepala sekolah, rekan sejawat, apa dan bagaimana Suasana kelas yang
kondusif dan menyenangkan itu. |
|
A-mbil pelajaran (Discover) ●
Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali
kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi; ●
Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta,
memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur |
-
Hal apa saja yang dibutuhkan untuk membuat suasana kelas kondusif dan
menyenangkan ? -
Apakah pernah ada kelas disekolah yang suasana kelas kondusif dan
menyenangkan sebelumnya ? -
Ketrampilan atau modal apa yang sudah saya miliki dan bisa membantu untuk mewujudkan suasana
kelas kondusif dan menyenangkan ? |
Melakukan survey
pendapat, kepada murid tentang suasana
kelas yang kondusif dan menyenangkan. Mencari contoh, dan
perbandingan tentang suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan seperti
apa, dengan korespondensi, secara mandiri / kolaborasi |
|
G-ali mimpi
(Dream) ●
Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif
terwujud; ●
Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama,
multiunsur (kapan, di mana, siapa saja). |
Apakah hal-hal atau kegiatan, dan kebiasaan-kebiasaan
baru yang saya
bayangkan terjadi – - jika suasana kelas
kondusif dan menyenangkan |
Membayangkan,
menggambarkan dan menvisualisasikan suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan (pilihan ideal) Membuat
daftar sikap, tindakan dan kegiatan yang akan saya lakukan secara
berkelanjutan. Membuat gambaran sikap dan respon
murid terhadap suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan tetap terjaga. |
|
J-abarkan rencana (Design) ●
Mengidentifikasi
tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil
sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan
memudahkan keseluruhan pencapaian; ●
Menyusun definisi
kesuksesan pencapaian |
Apa
langkah / hal pertama dilakukan untuk membuat suasana kelas kondusif dan
menyenangkan ? Apa
tindakan kreatif / terobosan untuk mendukung langkah tersebut diatas ? |
Pemetaan
hasil survey Pemrosesan
data hasil interview, wawancara, diskusi. melakukan
diskusi, dialog/penjajakan lagi bersama
KS dan rekan sejawat mengenai program/kegiatan
penguatan. misal:
kebijakan mengenai pembelajaran
dikelas yang mendukung, menguatkan. |
|
A-tur eksekusi (Deliver) ●
Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam
pengambilan keputusan; ●
Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas
(misal: SOP, knowledge management, monev/refleksi) |
Kapan
Mengerjakan, Menjalankan daftar tindakan berdasarkan data ? Siapa
yang monitoring, mengarahkan, dan memantau saya dalam membuat suasana kelas
yang kondusif dan menyenangkan. |
Membagikan
hasil dan membuat rencana jangka panjang shg hasilnya tahan lama. Mengajak
rekan sejawat untuk membantu memonitoring, dan mohon kepada kepala sekolah
untuk membantu mengobservasi kelas. |
Sabtu, 21 Mei 2022
Jumat, 20 Mei 2022
3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual -
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Sekolahku Kebanggaanku
(refleksi dalam Pendekatan Pengembangan
Komunitas Berbasis Aset)
CGP
Angkatan 4 Sragen
Pendahuluan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang yaitu UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Standar Nasional Pendidikan dalam PP 57 tahun 2021 disebutkan Standar
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
SMA N 2 Sragen dengan Visi Unggul dalam
Mutu, Santun dalam Berperilaku, Berakhlak dan Berilmu, Berkarakter dan
Berbudaya, Peduli Lingkungan. Berlokasi di Jalan Anggrek 34 Sragen berdiri 41
tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Juli 1980. Dengan usia yang sudah tidak
muda lagi tentu sekolahku disatu sisi selain berpengelaman dalam pengelolaan
pendidikan, banyak penghargaan, prestasi yang diraih dalam bidang pendidikan,
agama, olahraga, seni budaya baik tingkat daerah, propinsi, dan nasional
(khususnya bagi murid). Disisi lain kerjasama, hubungan dengan pihak ketiga
(Pemerintah, Perbankan, Percetakan/Penerbit, Perguruan Tinggi, Asosiasi dan
lain-lain) terjalin saling percaya dan harrmonis.
Identifikasi dan Pemetaan Aset/Kekuatan/Potensi Sekolah
I.
Yang kami
kuasai
Utamanya sumber daya manusia (human resources) pendidik, dan tenaga
kependidikan yang punya kriteria professional di bidangnya. Hal ini tidak hanya
sebagai asset, namun juga dalam manajemen sumber daya manusia dan “memanusiakan
manusia” yang kami kuasai, dengan pola dan standar kerja sesuai peraturan
(pemerintah).
Selain itu dilingkungan sosial kemasyarakatan dan ekonomi, Pendidik
dan tenaga kependidikan kami cakap dalam hubungan kemasyarakatan dan
organisasi, terbukti banyak yang menjadi pengurus organisasi profesi, sosial
keagamaan dan kemasyarakatan, ada di MGMP, RW, RT, Kelompok Tani, Kewirausahaan,
Asosiasi, dan lain sebagainya.
a.
Pengawas
Sekolah
Bersertifikasi
Berijazah S2
b.
Kepala
Sekolah
Kualifikasi
pendidikan S2
Cakap,
berpengalaman
c.
Guru
Berstandar pendidik
yang berkompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Berkualifikasi pendidik dibuktikan dengan
ijazah (S1 dan S2) dan sertifikat keahlian.
Ada beberapa yang menjadi Guru
Berprestasi, Nara Sumber, Instruktur.
Kombinasi guru senior dan muda, baik yang
berstatus ASN maupun Honorer yang
komplementer.
Terdapat komunitas praktisi.
Aktif dalam ikut pelatihan, workshop, dan
kegiatan pendidikan lainnya.
II.
Yang kami
banggakan
Sekolah kami
terakreditasi A+, sebagai sekolah Adiwiyata sekaligus sekolah ramah anak. Dengan
tagline SMANDA SMART, SMA DUA
Menjadi salah satu
SMA Negeri yang banyak dipercaya dan diterima oleh Perguruan Tinggi Negeri
lewat jalur UNBK ?
Standar Nasional
Pendidikan yang mencakup: standar kompetensi lulusan;
standar isi; standar
proses; standar penilaian Pendidikan; standar tenaga kependidikan; standar
sarana dan prasarana; standar pengelolaan; dan standar pembiayaan, semua sudah
sesuai dengan UU, dan peraturan pemerintah.
d.
Murid
Dengan jumlah
peserta didik berjumlah 1079 (Tingkat 12, Laki-laki 116, perempuan 244, jumlah 360;
Tingkat 11, laki-laki 115, perempuan 245, jumlah 360;
Tingkat 10,
laki-laki 142, perempuan 217, jumlah 359), yang majemuk (heterogen) baik latar
belakang agama, kecerdasan, ekonomi, menjadi modal dasar sekolah, sekaligus
bukti bahwa sekolah ini tidak membedakan peserta didik.
Berprestasi dalam
perlombaan sains, sosial, dan olahraga dibuktikan dengan piala-penghargaan yang
diraih.
Menjadi Duta
Pariwisata dalam pemilihan Akang-Mbakyu Daerah, Propinsi.
Menjadi atlet
renang tingkat daerah
e.
Tenaga
Kependidikan (Selain Pendidik)
Standar tenaga
kependidikan (S1), kriteria minimal kompetensi yang dimiliki tenaga
kependidikan (selain pendidik) sesuai dengan tugas dan fungsi dalam
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan
teknis untuk menunjang proses Pendidikan. Kompetensi tenaga kependidikan
meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
untuk menunjang proses Pendidikan.
Berbasis pada IT
dalam tata usaha.
f.
Karyawan (Satpam
dan Office Boy)
Disiplin dalam
bertugas
Bekerja dengan 5 S
(senyum, sapa, salam, sopan, segan)
g.
Komite
Sekolah
Kualifikasi pendidikan
S1, S2.
Cakap berpengalaman
Dari berbagai latar
belakang profesi
h.
Orang Tua
Murid
Ada group medsos
orang tua/wali, sebagai sarana komunikasi dan informasi sekolah.
Kebanyakan
berpendidikan menengah atas, dan tinggi.
Dominan golongan
ekonomi menengah ke atas.
Ada yang berprofesi
dokter, ASN, tentara dan keplosian, advokat, pengusaha, dan lain-lain.
Sangat mendukung
proses kemajuan pendidikan.
i.
Masyarakat (sekitar,
dan luas umumnya)
Berdasarkan
peraturan pemerintah, Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan. Dimana peran serta masyarakat dalam
pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi
profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat dapat berperan serta sebagai
sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.
Strategi Pemanfaatan Modal Manusia :
Menetapkan visi dan misi sekolah dengan
target sekolah mewujudkan murid yang penuh cinta kasih, mandiri dan berprestasi
Pasca PGP, Melaksanakan pembelajaran yang
berpihak pada murid seperti coaching, pembelajaran berdiferensiasi dan sosial
emosional.
Memaksimalkan peran organisasi intra
sekolah (OSIS, Pramuka, ROHIS, dll)
Menghidupkan berbagai kegiatan
ekstrakuriler
Berpartisipasi dalam berbagai kompetisi,
lomba berbagai bidang kegiatan (pendidikan, agama, olahraga, sains)
Melaksanakan budaya literasi
sekolah
Mengikuti diklat pembelajaran online dan
offline
Tenaga kependidikan mengikuti pelatihan
teknik adminstrasi
Mengaktifkan kegiatan komunitas praktisi
dan MGMP.
III.
Yang
membuat kami unik
Adanya Keyakinan
Sekolah (didalamnya terdapat peraturan) yang sudah menjadi budaya sekolah,
timbul atas kesadaran dari warga sekolah bahwa semua merasa handarbeni terhadap sekolah.
Disekolah, walaupun
tidak ada Badan Amal Zakat Infaq Sadaqoh, namun mempunyai Komunitas Sosial yang
secara rutin dan incidental mengadakan BAKSOS, selalu berbagi (uang, sembako,
air bersih di wilayah Sragen yang kekeringan) dan Tanaman (penghijauan) kepada
masyarakat sekitar dan masyarakat luas.
Mempunyai ruang
Podcast sebagai ruang interview.
Mempunyai rumah
hijau/green house
Hubungan yang baik dan harmonis dengan lembaga/instansi pemerintah
setempat dan diatasnya, baik dalam satu bidang pendidikan maupun bidang
lainnya.
Misalkan : Dinas Pendidikan, dan Dinas Lain, Camat, Kepolisian, Kejaksaan, BNN, Puskesmas, Kantor Perpajakan, Perpustakaan Daerah, dan lain-lain.
Hubungan Kerjasama yang baik dengan instansi swasta lain, seperti : Telkomsel, Bank
(Bank Jateng), Lazismu, Komunitas Praktisi, Komunitas Profesi (IDI, HIPMI), Dll
PGRI (ranting)
Koperasi Sekolah
OSIS
Pramuka
Rohani Islam, Rohani Katolik, Rohani Kristen
Karya Tulis Ilmiah Siswa
Kompetisi Sains Nasional
Compact (jurnalis dan multimedia)
ECC Smada (pecinta alam)
club Robotic
Club OlahRaga (Futsal, Volly, Basket)
Club Seni (Teater Heterogen, Musik, Paduan Suara, Tari)
Palang Merah Remaja
MGMP
Komite sekolah
Hubungan yang baik dengan Komunitas Alumni
Strategi pemanfaatan Modal Sosial :
Mengimplementasikan strategi pembelajaran
di luar kelas melalui kerjasama dengan pemerintah atau perusahaan.
Bekerjasama dan saling percaya dengan
instansi/lembaga untuk mewujudkan visi misi sekolah.
Mengoptimalkan kegiatan komunitas
praktisi, MGMP, untuk pembelajaran yang berpihak pada murid dan kebutuhan
belajar murid.
Membangun hubungan personal dan sosial
yang solid baik dalam acara duka dan suka diantara guru, murid dan semua warga
sekolah
3. Modal Fisik
Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan
perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Prasarana merupakan
fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi Satuan Pendidikan.
Standar sarana dan prasarana ditentukan dengan prinsip: menunjang
penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan,
dan efektif; menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan; ramah terhadap
penyandang disabilitas; dan ramah terhadap
kelestarian lingkungan. Yaitu :
Bangunan sekolah yang terletak strategis di pusat kabupaten.
Gedung/Bangunan Kelas (bertingkat) yang permanen dan modern dilengkapi
papan tulis white board, proyektor, kipas angin, papan keyakinan kelas di
setiap kelas.
Terdapat sanitasi, tempat sampah, saluran pembuangan, sistem air,
mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran dalam kondisi
baik dan memadai
Ruangan yang mendukung proses pembelajaran seperti Laboratorium Fisika,
Lab. Biologi, Laboratorium Kimia, Lab. Komputer (1 dan 2), Lab. Bahasa, semuanya
berAC, dan dalam kondisi baik dan memadai.
Ruang serbaguna, pertemuan/pelatihan (aula 1 dan 2) ber AC, baik dan
memadai (sering digunakan pihak eksternal)
Perpustakaan
Ruang Agama Kristen.
Masjid yang megah, modern.
Sanggar Pramuka
Studio Seni
Studio music/band
Ruang BK
Ruang UKS (1 dan 2)
Ruang Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan ruang Guru
Ruang Administrasi/TU
Lapangan (Tenis, Basket)
Parkir yang luas
Lapangan Upacara
Toilet rapi dan bersih
Wifi (telkomsel)
Kantin (4 buah) bersih
Strategi pemanfaatan Modal Fisik :
Memanfaatkan sarana dan prasana sekolah
seoptimal mungkin untuk pembelajaran yang bermakna
Merawat dan memelihara seluruh sarana dan
prasarana secara rutin untuk kesinambungan proses pembelajaran
4. Modal Lingkungan/alam
Taman sekolah tertata dengan baik dan asri
Terdapat rumah hijau/ green house
Banyak pohon besar menambah rindang
Sebelah timur dan utara sekolah dikelilingi Sungai
Dekat dengan fasilitas umum, pelayanan public, seperti : taman kota
ganesha/hutan kota/taman intan sachari, dan lain-lain.
Strategi pemanfaatan Modal
Lingkungan/Alam :
Memanfaatkan taman sekolah sebagai tempat
belajar, literasi dan kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain
Memanfaatkan fasilitas umum sebagai tempat
pembelajaran, penelitian, dan pelatihan.
5. Modal Finansial
Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan Pendidikan menerapkan
manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Standar pembiayaan merupakan kriteria minimal
mengenai komponen pembiayaan Pendidikan pada Satuan Pendidikan, yang terdiri
atas Pembiayaan Pendidikan terdiri atas: biaya investasi; dan biaya
operasional.
Biaya investasi meliputi komponen biaya: investasi
lahan; penyediaan sarana dan prasarana; penyediaan dan pengembangan sumber daya
manusia; dan modal kerja tetap.
Biaya
operasional meliputi komponen biaya: personalia; dan nonpersonalia.
Dana BOS
Dana BOP
Dana
sukarela dari pihak ketiga (tanpa mengikat) misalkan dari Alumni, Orang tua
murid, Lazizmu.
Strategi Pemanfaatan Modal Finansial :
Menyusun RKAS di awal tahun ajaran.
Mengoptimalkan dana yang tersedia (dari
PIHAK KETIGA) untuk kegiatan sekolah yang berkualitas.
Menggunakan dana BOS, BOP sesuai
peraturan.
IV.
Yang kami
miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar
Adalah mampu
menjalin hubungan baik dengan warga sekitar, aparat dan juga komunitas luar
sekolah demi mewujudkan kualitas Pendidikan yang berdampak juga untuk
masyarakat sekitar.
Misalnya,
kerjasama dengan puskesmas setempat untuk pemeriksaan kesehatan;
bekerjasama dengan
kepolisian dan babinsa untuk penyuluhan tentang narkoba dan bahaya tawuran.
Warga Sekolah memiliki semangat kekeluargaan dan keterbukaan dalam setiap prgram sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
6. Modal Politik
Rapat rutin yang diadakan sekali dalam seminggu
MKKS dan Dinas Pendidikan Daerah dan Propinsi
Puskesmas kecamatan Sragen untuk kegiatan kesehatan bagi peserta
didik.
Kamtibmas dari Polsek Sragen dan Babinsa yang memberikan bimbingan
penyuluhan.
BLH yang mendukung kegiatan sekolah
PDAM
PLN
Strategi Pemanfaatan Modal Politik :
Melalui kerja sama dengan puskesmas semua
murid yang telah berusia 12 tahun ke atas telah menerima vaksin 1 dan 2, serta
memberikan imunisasi kepada murid
Bekerjasama dengan PDAM Tirtanadi
menjamin ketersediaan air di lingkungan sekolah
Bekerjasama dengan PLN menjamin
penerangan dan lainnya.
Kerjasama dengan Telkomsel untuk
pengadaan wifi
Perbedaan latar belakang mudah menerima perbedaan, dan toleransi
Kegiatan-kegiatan tahunan sekolah seperti : hari ulang tahun sekolah, pentas
seni, outing class, dan lain-lain.
Memperingati hari besar keagamaan.
Gotong royong
Berbagi/kegiatan sosial.
Buka bersama
Strategi Pemanfaatan Modal Agama dan
Budaya :
Menjalin Kerjasama yang baik dengan
organisasi keagamaan,
Merayakan hari-hari besar nasional
seperti : Sumpah pemuda, hari Pendidikan, hari Pancasila, hari guru, dengan
menampilkan beragam budaya dan kearifan local.
Menjalin hubungan baik dengan panti-panti
asuhan, menyumbangkan uang dan barang/benda yang di sumbangkan oleh murid,
orang tua dan guru.
Memelihara budaya gotong royong dalam
setiap kegiatan sekolah, contoh : setiap kegiatan sekolah guru dan murid
berpartisipasi aktif
V.
Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang
lain?
Banyak
fasilitas pembelajaran bahkan bisa dikatakan lengkap.
Penari dari
ekstra Tari sering dimohon bantuan untuk membuka acar di Dinas Pariwisata, dan
mendapat undangan pentas diberbagai instansi.
Sebagai Pramuka
Gugus Depan Tergiat-Mantab Daerah dan mewakili Sragen ke Propinsi Jawa Tengah.
Selanjutnya dokumen foto terlampir
dibawah..
Terimakasih
Salam bahagia



