Jumat, 27 Mei 2022

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi

Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Sebuah Sintesis dan Rancangan Tindakan

 

Oleh : Ediyati Tri Setyoningsih

CGP Angkatan 4 Kabupaten Sragen

 

Pendahuluan

 “Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”
(dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara seri 1 pendidikan halaman 20)

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya, disini Nilai dan Peran Guru (penggerak) harus diimplementasikan yang berpihak pada murid. Selanjutnya membuat visi guru untuk merdeka belajar murid. Dan mampu membuat rencana manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif untuk prakarsa perubahan yang dibutuhkan sekolah dalam menumbuhkan anak agar dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut menjadi seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus lebih berorientasi pada Asset Based Thingking (focus pada asset dan kekuatan), dimana mampu memetakan strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, mengelola untuk menjalankan program sekolah, dan menggunakan sumber daya tersebut secara tepat, efektif, dan efisien agar dapat meningkatkan kualitas belajar serta menunjang keberhasilan tujuan pendidikan, yang berpihak pada murid dan memenuhi kebutuhan belajarnya.

 

 Sintesis

            Sekolah sebagai suatu ekosistem pendidikan memiliki interaksi antara Faktor Biotik dan faktor Abiotik.  Faktor --faktor yang termasuk dalam kelompok Biotik adalah: Murid, Guru, Kepala sekolah, pengawas dan komite sekolah. Faktor-faktor dalam kelompok Abiotik adalah : Sarana Prasarana dan keuangan. Dimana unsur-unsur tersebut saling berinteraksi, saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras dan harmonis.

Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia baik guru maupun murid. Seorang Pemimpin harus bisa mendorong para guru melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya.

Sebagai guru penggerak yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam kesehariannya (baik di kelas maupun di sekolah) yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Seorang pemimpin haruslah bisa menyusun Visi dan misi yang berpihak pada murid sebagai Aset manusia yang ada disekolah. Seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan menjadikan sekolah berbasis sumber daya yang mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk melakukan perubahan yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan menjadikan Budaya Positif sekolah.

 

Sebagai pemimpin dalam pembelajaran (kurikulum), guru harus mampu mengembangkan modul Pembelajaran berdiferensiasi, mengelola sumber daya sesuai minat dan bakat dari murid sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada murid. Pun halnya dalam Pembelajaran social emosional,  melihat potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional murid.

Sehubungan dengan itu, secara lebih detail dalam menggali potensi sekaligus melejitkan potensi murid agar dapat berkembang dengan maksimal, dibutuhkan keterampilan coaching sebagai bentuk pendekatan komunikasi sebagai seorang pendidik. Baik dengan komunikasi asertif, dengan sistem Among – ARTI, dan dengan pendekatan model TIRTA.

            Selanjutnya, keterkaitan (setelah pembelajaran tersebut) yaitu pengambilan keputusan dalam pemimpin pembelajaran. Dari sini mampu mengubah pola pikir guru dalam pengambilan keputusan antara dilema etika atau bujukan moral, yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya Keputusan yang diambil memperhatikan dan berpihak pada murid, dan kebutuhan murid, yang mana guru sebagai teladan, motivator, serta memberikan dukungan kepada muridnya, selain itu guru harus menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan yang tepat – efektif – bertanggungjawab, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan.

 

Kesimpulan

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya adalah seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisis, dan memetakan potensi sumber daya/ 7 aset utama (modal manusia, sosial, fisik, alam/ lingkungan, finansial, politik, agama dan budaya) daerah/ sekolahnya dengan pendekatan berbasis aset (Asset Based Thinking), selanjutnya memanfaatakan dan memberdayakan asset-aset tersebut secara tepat, efektif, dan efisien untuk mewujudkan perubahan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid, untuk kualitas pendidikan.

 Pengelolaan sumber daya yang tepat akan memaksimalkan peran dan fungsi dari setiap sumber daya sehingga proses pembelajaran murid lebih bervariasi, berdiferensiasi, serta mampu mengorganisasikan kompetensi dan sumberdaya sehingga proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas. Pengelolaan sumber daya berbasis asset berfokus pada kekuatan atau potensi murid, sehingga respon murid lebih kreatif. Jika hal ini dilakukan secara berkelanjutan dan terukur tentu akan membawa perubahan dan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih bermakna.

Dari beberapa sumber daya yang ada di sekolah tersebut tentu memiliki kontribusi dan hubungan dalam membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas apabila sumber daya dikelola secara tepat. Misalnya:

Contoh (modal manusia) : Guru yang  mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan mendorong tumbuhkembang murid untuk menggali potensi dirinya

Contoh (modal fisik) : ruang kelas yang memadai, kondisi baik akan menunjang pembelajaran murid menjadi lebih efektif

Contoh (Modal Alam/lingkungan) : lingkungan/taman yang rindang, yang asri dapat membuat murid merasa nyaman belajar di luar kelas dan juga sekolah yang memiliki alam yang indah bisa menjadi media belajar murid.

Contoh (Modal Politik) : keterlibatan aktif guru dalam organisasi profesi seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran membantu meningkatkan kompetensi guru yang berimbas pada perubahan kualitas belajar murid

Contoh (Modal Finansial) : dana BOS yang tersedia, dikelola dengan skala prioritas, akuntabilitas, transparan dan tepat dapat memenuhi kebutuhan dan kulitas pembelajaran.

Relasi baik dengan lembaga kursus dan lembaga lain di sekitar sekolah dapat menjadi sumber belajar murid adalah contoh modal sosial.

 Untuk dapat mengimplementasikan bagaimana pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya baik dikelas, sekolah dan masyarakat sekitar adalah dengan cara mengkomunikasikan yang telah dipelajari, apa yang pernah dilakukan, kepada kepala sekolah dan rekan sejawat. Melakukan pemetaan aset utama yang dimiliki sekolah, kemudian mengimplementasikannya di sekolah, mengelola sumberdaya menggunakan pendekatan berbasis aset saat melakukan perencanaan kegiatan di sekolah. Bersinergi bersama-sama mengidentifikasi, berkolaborasi dengan pihak terkait di sekolah untuk meminta umpan balik dari pemetaan berbasis aset. Dan mengadakan evaluasi, merefleksikan apa yang telah dilakukan.

Selanjutnya, Cara Mengelola asset tersebut yaitu Fokus pada asset/kekuatan, membayangkan masa depan, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), dan merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan serta melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

 

Penutup

            Sebelum pembelajaran modul 3.2 tentang Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini, tidak pernah memikirkan sumber daya/aset/modal yang dimiliki sekolah. Awal mulanya sering melakukan pemetaan tentang kelemahan yang dimiliki sekolah, kemudian memecahkan masalah. Jadi lebih kepada Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) yang akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

Jika mulanya yang terpikir di kepala bahwa yang dinamakan asset itu adalah segala hal yang nampak dan berbentuk (fisik), ternyata lebih dari itu, ada asset lain yang tidak berbentuk secara tampilan fisiknya, namun memiliki daya dukung dalam menggerakkan sekolah untuk bergerak ke arah lebih maju, yaitu seperti asset agama dan budaya, politik, dan sosial. Karena mindset saat itu sebagai seorang guru (kurikulum, assesmen, dsb) namun setelah mempelajari modul ini saya sangat senang banyak ilmu dan pengalaman baru yang bisa didapatkan baik secara mandiri maupun forum diskusi sesama rekan sejawat.

Seorang pemimpin pembelajaran harus berpikir kritis, terbuka, dan kreatif dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah dengan begitu diharapkan membawa dampak yang signifikan terhadap transformasi pendidikan baik dari aspek modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal finansial, modal politik, modal alam/lingkungan, dan modal agama serta budaya.

 

Rancangan Tindakan

 

PRAKARSA PERUBAHAN

Membuat suasana kelas yang kondusif dan  menyenangkan

TAHAPAN

Pertanyaan

Daftar tindakan/ riset/ penyelidikan yang perlu dilakukan untuk mendapatkan jawaban

B-uat pertanyaan (Define)

       Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang;

       Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan

Bagaimana membuat suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan  ?

 

Apa indicator, parameter suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan ?

 

Apa yang harus dilakukan untuk membuat dan menjaga kelangsungan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan ?

Mencari informasi peraturan, literature mengenai suasana  pembelajaran dikelas yang kondusif dan menyenangkan.

 

Berdiskusi dengan kepala sekolah, rekan sejawat, apa dan bagaimana Suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan itu.

A-mbil pelajaran (Discover)

       Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/ peluang lewat investigasi;

       Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur

- Hal apa saja yang dibutuhkan untuk membuat suasana kelas kondusif dan menyenangkan ?

- Apakah pernah ada kelas disekolah yang suasana kelas kondusif dan menyenangkan sebelumnya ?

- Ketrampilan atau modal apa yang sudah saya miliki dan bisa membantu  untuk  mewujudkan suasana kelas kondusif dan menyenangkan ?

Melakukan survey pendapat,  kepada murid tentang suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.

 

Mencari contoh, dan perbandingan tentang suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan seperti apa, dengan korespondensi, secara mandiri / kolaborasi

G-ali mimpi (Dream)

       Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;

       Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multiunsur (kapan, di mana, siapa saja).

Apakah hal-hal atau kegiatan, dan kebiasaan-kebiasaan baru yang saya bayangkan terjadi –

- jika suasana kelas kondusif dan menyenangkan
telah terealisasi ?
 

Membayangkan, menggambarkan dan menvisualisasikan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan (pilihan ideal)

 

Membuat daftar sikap, tindakan dan kegiatan yang akan saya lakukan secara berkelanjutan.

 

Membuat gambaran sikap dan respon murid terhadap suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan tetap terjaga.

 

J-abarkan rencana (Design)

         Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;

        Menyusun definisi kesuksesan pencapaian

Apa langkah / hal pertama dilakukan untuk membuat suasana kelas kondusif dan menyenangkan ?

 

Apa tindakan kreatif / terobosan untuk mendukung langkah tersebut diatas ?

Pemetaan hasil survey

 

Pemrosesan data hasil interview, wawancara, diskusi.

 

melakukan diskusi, dialog/penjajakan lagi

bersama KS dan rekan sejawat mengenai

program/kegiatan penguatan.

misal: kebijakan mengenai

pembelajaran dikelas yang mendukung, menguatkan.

A-tur eksekusi (Deliver)

       Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan;

       Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: SOP, knowledge management, monev/refleksi)

Kapan Mengerjakan, Menjalankan daftar tindakan berdasarkan data ?

 

Siapa yang monitoring, mengarahkan, dan memantau saya dalam membuat suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan.

Membagikan hasil dan membuat rencana jangka panjang shg hasilnya tahan lama.

 

Mengajak rekan sejawat untuk membantu memonitoring, dan mohon kepada kepala sekolah untuk membantu mengobservasi kelas.

 

Jumat, 20 Mei 2022

3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

3.2.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

 

Sekolahku Kebanggaanku

(refleksi dalam Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset)

 

                                                             Oleh : Ediyati Tri Setyoningsih

CGP Angkatan 4 Sragen

Pendahuluan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang yaitu UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Standar Nasional Pendidikan dalam PP 57 tahun 2021 disebutkan Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

SMA N 2 Sragen dengan Visi Unggul dalam Mutu, Santun dalam Berperilaku, Berakhlak dan Berilmu, Berkarakter dan Berbudaya, Peduli Lingkungan. Berlokasi di Jalan Anggrek 34 Sragen berdiri 41 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Juli 1980. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi tentu sekolahku disatu sisi selain berpengelaman dalam pengelolaan pendidikan, banyak penghargaan, prestasi yang diraih dalam bidang pendidikan, agama, olahraga, seni budaya baik tingkat daerah, propinsi, dan nasional (khususnya bagi murid). Disisi lain kerjasama, hubungan dengan pihak ketiga (Pemerintah, Perbankan, Percetakan/Penerbit, Perguruan Tinggi, Asosiasi dan lain-lain) terjalin saling percaya dan harrmonis.

 

Identifikasi dan Pemetaan Aset/Kekuatan/Potensi Sekolah

I.                    Yang kami kuasai

Utamanya sumber daya manusia (human resources) pendidik, dan tenaga kependidikan yang punya kriteria professional di bidangnya. Hal ini tidak hanya sebagai asset, namun juga dalam manajemen sumber daya manusia dan “memanusiakan manusia” yang kami kuasai, dengan pola dan standar kerja sesuai peraturan (pemerintah).

Selain itu dilingkungan sosial kemasyarakatan dan ekonomi, Pendidik dan tenaga kependidikan kami cakap dalam hubungan kemasyarakatan dan organisasi, terbukti banyak yang menjadi pengurus organisasi profesi, sosial keagamaan dan kemasyarakatan, ada di MGMP, RW, RT, Kelompok Tani, Kewirausahaan, Asosiasi, dan lain sebagainya.

 1.      Modal Manusia

a.      Pengawas Sekolah

Bersertifikasi

Berijazah S2

b.      Kepala Sekolah

Kualifikasi pendidikan S2

Cakap, berpengalaman 

c.       Guru

Berstandar pendidik yang berkompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Berkualifikasi pendidik dibuktikan dengan ijazah (S1 dan S2) dan sertifikat keahlian.

Ada beberapa yang menjadi Guru Berprestasi, Nara Sumber, Instruktur.

Kombinasi guru senior dan muda, baik yang berstatus ASN maupun Honorer yang

komplementer.

Terdapat komunitas praktisi.

Aktif dalam ikut pelatihan, workshop, dan kegiatan pendidikan lainnya.

 

II.                  Yang kami banggakan

Sekolah kami terakreditasi A+, sebagai sekolah Adiwiyata sekaligus sekolah ramah anak. Dengan tagline SMANDA SMART, SMA DUA

Menjadi salah satu SMA Negeri yang banyak dipercaya dan diterima oleh Perguruan Tinggi Negeri lewat jalur UNBK ?

Standar Nasional Pendidikan yang mencakup: standar kompetensi lulusan;

standar isi; standar proses; standar penilaian Pendidikan; standar tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan; dan standar pembiayaan, semua sudah sesuai dengan UU, dan peraturan pemerintah.

 

d.      Murid

Dengan jumlah peserta didik berjumlah 1079 (Tingkat 12, Laki-laki 116, perempuan 244, jumlah 360; Tingkat 11, laki-laki 115, perempuan 245, jumlah 360;

Tingkat 10, laki-laki 142, perempuan 217, jumlah 359), yang majemuk (heterogen) baik latar belakang agama, kecerdasan, ekonomi, menjadi modal dasar sekolah, sekaligus bukti bahwa sekolah ini tidak membedakan peserta didik.

Berprestasi dalam perlombaan sains, sosial, dan olahraga dibuktikan dengan piala-penghargaan yang diraih.

Menjadi Duta Pariwisata dalam pemilihan Akang-Mbakyu Daerah, Propinsi.

Menjadi atlet renang tingkat daerah

e.      Tenaga Kependidikan (Selain Pendidik)

Standar tenaga kependidikan (S1), kriteria minimal kompetensi yang dimiliki tenaga kependidikan (selain pendidik) sesuai dengan tugas dan fungsi dalam melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses Pendidikan. Kompetensi tenaga kependidikan meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional untuk menunjang proses Pendidikan.

Berbasis pada IT dalam tata usaha.

f.        Karyawan (Satpam dan Office Boy)

Disiplin dalam bertugas

Bekerja dengan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, segan)

g.      Komite Sekolah

Kualifikasi pendidikan S1, S2.

Cakap berpengalaman

Dari berbagai latar belakang profesi

h.      Orang Tua Murid

Ada group medsos orang tua/wali, sebagai sarana komunikasi dan informasi sekolah.

Kebanyakan berpendidikan menengah atas, dan tinggi.

Dominan golongan ekonomi menengah ke atas.

Ada yang berprofesi dokter, ASN, tentara dan keplosian, advokat, pengusaha, dan lain-lain.

Sangat mendukung proses kemajuan pendidikan.

i.        Masyarakat (sekitar, dan luas umumnya)

Berdasarkan peraturan pemerintah, Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Dimana peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan.

 

Strategi Pemanfaatan Modal Manusia :

Menetapkan visi dan misi sekolah dengan target sekolah mewujudkan murid yang penuh cinta kasih, mandiri dan berprestasi

Pasca PGP, Melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti coaching, pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional.

Memaksimalkan peran organisasi intra sekolah (OSIS, Pramuka, ROHIS, dll)

Menghidupkan berbagai kegiatan ekstrakuriler

Berpartisipasi dalam berbagai kompetisi, lomba berbagai bidang kegiatan (pendidikan, agama, olahraga, sains)

Melaksanakan budaya literasi sekolah 

Mengikuti diklat pembelajaran online dan offline

Tenaga kependidikan mengikuti pelatihan teknik adminstrasi

Mengaktifkan kegiatan komunitas praktisi dan MGMP.

 

III.                Yang membuat kami unik

Adanya Keyakinan Sekolah (didalamnya terdapat peraturan) yang sudah menjadi budaya sekolah, timbul atas kesadaran dari warga sekolah bahwa semua merasa handarbeni  terhadap sekolah.

Disekolah, walaupun tidak ada Badan Amal Zakat Infaq Sadaqoh, namun mempunyai Komunitas Sosial yang secara rutin dan incidental mengadakan BAKSOS, selalu berbagi (uang, sembako, air bersih di wilayah Sragen yang kekeringan) dan Tanaman (penghijauan) kepada masyarakat sekitar dan masyarakat luas.

Mempunyai ruang Podcast sebagai ruang interview.

Mempunyai rumah hijau/green house

 2.      Modal Sosial

Hubungan yang baik dan harmonis dengan lembaga/instansi pemerintah setempat dan diatasnya, baik dalam satu bidang pendidikan maupun bidang lainnya.

Misalkan : Dinas Pendidikan, dan Dinas Lain, Camat, Kepolisian, Kejaksaan, BNN, Puskesmas, Kantor Perpajakan, Perpustakaan Daerah, dan lain-lain.

Hubungan Kerjasama yang baik dengan instansi swasta lain, seperti : Telkomsel, Bank

(Bank Jateng), Lazismu, Komunitas Praktisi, Komunitas Profesi (IDI, HIPMI), Dll

PGRI (ranting)

Koperasi Sekolah

OSIS

Pramuka

Rohani Islam, Rohani Katolik, Rohani Kristen

Karya Tulis Ilmiah Siswa

Kompetisi Sains Nasional

Compact (jurnalis dan multimedia)

ECC Smada (pecinta alam)

club Robotic

Club OlahRaga (Futsal, Volly, Basket)

Club Seni (Teater Heterogen, Musik, Paduan Suara, Tari)

Palang Merah Remaja

MGMP

Komite sekolah

Hubungan yang baik dengan Komunitas Alumni

Strategi pemanfaatan Modal Sosial :

Mengimplementasikan strategi pembelajaran di luar kelas melalui kerjasama dengan pemerintah atau perusahaan.

Bekerjasama dan saling percaya dengan instansi/lembaga untuk mewujudkan visi misi sekolah.

Mengoptimalkan kegiatan komunitas praktisi, MGMP, untuk pembelajaran yang berpihak pada murid dan kebutuhan belajar murid.

Membangun hubungan personal dan sosial yang solid baik dalam acara duka dan suka diantara guru, murid dan semua warga sekolah

3.      Modal Fisik

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan Prasarana merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi Satuan Pendidikan. Standar sarana dan prasarana ditentukan dengan prinsip: menunjang penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif, menyenangkan, dan efektif; menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan; ramah terhadap penyandang disabilitas; dan      ramah terhadap kelestarian lingkungan. Yaitu :

Bangunan sekolah yang terletak strategis di pusat kabupaten.

Gedung/Bangunan Kelas (bertingkat) yang permanen dan modern dilengkapi papan tulis white board, proyektor, kipas angin, papan keyakinan kelas di setiap kelas.

Terdapat sanitasi, tempat sampah, saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran dalam kondisi baik dan memadai

Ruangan yang mendukung proses pembelajaran seperti Laboratorium Fisika, Lab. Biologi, Laboratorium Kimia, Lab. Komputer (1 dan 2), Lab. Bahasa, semuanya berAC, dan dalam kondisi baik dan memadai.

Ruang serbaguna, pertemuan/pelatihan (aula 1 dan 2) ber AC, baik dan memadai (sering digunakan pihak eksternal)

Perpustakaan

Ruang Agama Kristen.

Masjid yang megah, modern.

Sanggar Pramuka

Studio Seni

Studio music/band

Ruang BK

Ruang UKS (1 dan 2)

Ruang Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan ruang Guru

Ruang Administrasi/TU

Lapangan (Tenis, Basket)

Parkir yang luas

Lapangan Upacara

Toilet rapi dan bersih

Wifi (telkomsel)

Kantin (4 buah) bersih

Strategi pemanfaatan Modal Fisik :

Memanfaatkan sarana dan prasana sekolah seoptimal mungkin untuk pembelajaran yang bermakna

Merawat dan memelihara seluruh sarana dan prasarana secara rutin untuk kesinambungan proses pembelajaran

4.      Modal Lingkungan/alam

Taman sekolah tertata dengan baik dan asri

Terdapat rumah hijau/ green house

Banyak pohon besar menambah rindang

Sebelah timur dan utara sekolah dikelilingi Sungai

Dekat dengan fasilitas umum, pelayanan public, seperti : taman kota ganesha/hutan kota/taman intan sachari, dan lain-lain.

Strategi pemanfaatan Modal Lingkungan/Alam :

Memanfaatkan taman sekolah sebagai tempat belajar, literasi dan kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain

Memanfaatkan fasilitas umum sebagai tempat pembelajaran, penelitian, dan pelatihan.

5.      Modal Finansial

Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan Pendidikan menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.

Standar pembiayaan merupakan kriteria minimal mengenai komponen pembiayaan Pendidikan pada Satuan Pendidikan, yang terdiri atas Pembiayaan Pendidikan terdiri atas: biaya investasi; dan biaya operasional.

Biaya investasi meliputi komponen biaya: investasi lahan; penyediaan sarana dan prasarana; penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia; dan modal kerja tetap.

Biaya operasional meliputi komponen biaya: personalia; dan nonpersonalia.

Dana BOS

Dana BOP

Dana sukarela dari pihak ketiga (tanpa mengikat) misalkan dari Alumni, Orang tua

murid, Lazizmu.

Strategi Pemanfaatan Modal Finansial :

Menyusun RKAS di awal tahun ajaran.

Mengoptimalkan dana yang tersedia (dari PIHAK KETIGA) untuk kegiatan sekolah yang berkualitas.

Menggunakan dana BOS, BOP sesuai peraturan.


IV.                Yang kami miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar

Adalah mampu menjalin hubungan baik dengan warga sekitar, aparat dan juga komunitas luar sekolah demi mewujudkan kualitas Pendidikan yang berdampak juga untuk masyarakat sekitar. 

Misalnya, kerjasama dengan puskesmas setempat untuk pemeriksaan kesehatan;

bekerjasama dengan kepolisian dan babinsa untuk penyuluhan tentang narkoba dan bahaya tawuran.

Warga Sekolah memiliki semangat kekeluargaan dan keterbukaan dalam setiap prgram sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran.  


6.      Modal Politik

Rapat rutin yang diadakan sekali dalam seminggu

MKKS dan Dinas Pendidikan Daerah dan Propinsi

Puskesmas kecamatan Sragen untuk kegiatan kesehatan bagi peserta didik.

Kamtibmas dari Polsek Sragen dan Babinsa yang memberikan bimbingan penyuluhan.

BLH yang mendukung kegiatan sekolah

PDAM

PLN

Strategi Pemanfaatan Modal Politik :

Melalui kerja sama dengan puskesmas semua murid yang telah berusia 12 tahun ke atas telah menerima vaksin 1 dan 2, serta memberikan imunisasi kepada murid

Bekerjasama dengan PDAM Tirtanadi menjamin ketersediaan air di lingkungan sekolah

Bekerjasama dengan PLN menjamin penerangan dan lainnya.

Kerjasama dengan Telkomsel untuk pengadaan wifi

 7.      Modal Agama dan budaya

Perbedaan latar belakang mudah menerima perbedaan, dan toleransi

Kegiatan-kegiatan tahunan sekolah seperti : hari ulang tahun sekolah, pentas seni, outing class, dan lain-lain.

Memperingati hari besar keagamaan.

Gotong royong

Berbagi/kegiatan sosial.

Buka bersama  

Strategi Pemanfaatan Modal Agama dan Budaya :

Menjalin Kerjasama yang baik dengan organisasi keagamaan,

Merayakan hari-hari besar nasional seperti : Sumpah pemuda, hari Pendidikan, hari Pancasila, hari guru, dengan menampilkan beragam budaya dan kearifan local.

Menjalin hubungan baik dengan panti-panti asuhan, menyumbangkan uang dan barang/benda yang di sumbangkan oleh murid, orang tua dan guru.

Memelihara budaya gotong royong dalam setiap kegiatan sekolah, contoh : setiap kegiatan sekolah guru dan murid berpartisipasi aktif

V.                  Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang lain? 

Banyak fasilitas pembelajaran bahkan bisa dikatakan lengkap.

Penari dari ekstra Tari sering dimohon bantuan untuk membuka acar di Dinas Pariwisata, dan mendapat undangan pentas diberbagai instansi.

Sebagai Pramuka Gugus Depan Tergiat-Mantab Daerah dan mewakili Sragen ke Propinsi Jawa Tengah.

 

Selanjutnya dokumen foto terlampir dibawah..

 

Terimakasih

Salam bahagia