3.1.a.10.2 Jurnal Refleksi Minggu Ke-18
Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Model refleksi 5M
Sungguh sebuah pengalaman baru dan ilmu baru minggu ini yang saya peroleh.
Luar biasa, pembelajaran modul ini.
Sesi pembelajaran (3.1.a.6) refleksi
terbimbing, hari Senin tanggal 18 April 2022. Dilanjutkan pembelajaran 3.1.a.7 demonstrasi kontekstual, pada hari Selasa -
Rabu tanggal 19 – 20 April 2022 dengan fasilitator Bapak KHP, yang juga diikuti
Pengajar Praktik, Ibu Pancarini. Selanjutnya pembelajaran modul 3.1.a.8 elaborasi pemahaman, bersama instruktur Bapak
Sigit Kurniawan.
Refleksi terbimbing, CGP menjawab pertanyaan yang telah disediakan.
Intinya hal ini mengulik kembali pelajaran yang telah lalu. Merenungkan kembali
apa saja yang sudah didapatkan dari sesi mulai dari diri hingga bersama
fasilitator, termasuk bagaimana dampak yang didapat, serta seberapa penting
mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan yang etis dan bijaksana. Tahapan
demonstrasi kontekstual saya membuat jurnal monolog. Jurnal ini dapat berupa
tulisan naratif maupun sebuah video atau
audio yang direkam sendiri. Isi atau konten diberi jatah durasi 3-5 menit,
sesuai pertanyaan panduan yang telah disediakan.
Sebagai panduan ada empat pertanyaan yang membingkai karya demonstrasi
kontekstual ini, Pertanyaan tentang komitmen berbagi, menyusun rencana,
melaksanakan, termasuk yang akan mendampingi kegiatan sosialisasi kegiatan guru
penggerak pada tahap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Disini
saya menulis dan selanjutnya saya kemukakan dalam bentuk video.
Pada hari kamis tanggal 21 April
2022 belajar bersama instruktur. Tahap
ini memantapkan pemahaman yang saya peroleh sebelumnya. Selama lebih kurang
satu jam setengah kami bersama rekan CGP lintas wilayah berkumpul dalam gmeet. Semakin
saya memahami perbedaan dilema etika dan bujukan moral dengan menggunakan uji
instrumen yang disediakan yaitu 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Pada sembilan langkah ini terkandung, nilai-nilai kebajikan yang
universal, 4 paradigma pengambilan keputusan, serta 3 prinsip dalam pengambilan
keputusan.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengambilan keputusan
sebagai pemimpin pembelajaran yaitu: mengenali tentang nilai-nilai yang
bertentangan pada kasus yang dihadapi, menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi tersebut, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini,
melakukan pengujian benar salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji
publikasi, uji panutan/idola). Berhenti dahulu pada tahap ini sambil
mindfulness (kesadaran penuh).
Pengujian tahap ini perlu diperhatikan, jika sudah tidak lolos
berbagai uji di sini maka dapat disimpulkan sebagai bujukan moral. Pengujian
lebih lanjut tidak perlu dilakukan.
namun jika lolos uji pada tahap keempat, masalah atau kasus tersebut
merupakan dilema etika. Maka perlu pengujian paradigma benar lawan benar
menggunakan empat paradigma (individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa
kasihan, kebenaran vs kesetiaan, jangka pendek vs jangka panjang), melakukan
prinsip resolusi menggunakan tiga prinsip dalam pengambilan keputusan (berpikir
berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli),
Melakukan investigasi opsi trilema ( yang muncul menawarkan ide kreatif solusi
masalah yang sedang dihadapi), membuat keputusan, serta merefleksikan keputusan
yang sudah diambil.
2.
Merespon
(Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi
peristiwa
yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun
tindakan
yang diambil saat peristiwa berlangsung.
Saya merasa tertantang karena materi ini
adalah materi baru bagi saya. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, tak jarang
saya membuka kembali modul, bahan ajar.
Saya bersemangat dalam pembelajaran, saya
bisa berbagi pengalaman dan menemukan inspirasi dari pengalaman rekan
lain, baik sesame CGP, Fasilitator, dan Instruktur ketika menyimak pendapat-pendapat saat berdiskusi.
Saya selalu berusaha menyelesaikan setiap
tugas dengan baik dan berusaha tepat waktu
3.
Mengaitkan
(Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan,
keterampilan,
keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.
Pengambilan keputusan sangat berkaitan
erat dengan keseharian menjadi guru maupun orang tua di rumah. Tentu untuk
dapat berperan sebagai pengambilan keputusan yang berpihak pada murid,
memerlukan perubahan paradgima terhadap murid itu sendiri, melatih menjadi
coach, melatih diri mengelola emosi, serta menempatakan diri sebagai teman
maupun manajer sebagai posisi kontrol, serta memiliki visi dan misi yang jelas.
Modul ini, sangat erat dengan modul-modul sebelumnya. Dalam mengambil solusi
atas permasalahan, guru hendaknya bertindak sebagai manajer yang menyadarkan
murid atas kesalahannya, menguatkan keyakinan murid, dan mengarahkan untuk
memperbaiki diri. Pengambilan keputusan yang tepat berpedoman pada: berpihak
pada murid, meningkatkan mutu pembelajaran, serta dapat dipertanggung
jawabkan.
Oleh karena itu, ada instrumen yang perlu
dipegang dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu Empat paradigm
dilemma etika, tiga prinsip dilemma etika, dan sembilan langkah pengambilan dan
pengujian keputusan.
Inilah yang akan menuntun kita mengambil
keputusan yang tepat efektif, etis dan
bijaksana, tidak terjebak oleh bujukan moral.
4.
Menganalisis
(Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat
terjadi, lalu mengambil beberapa
perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk
mendukung analisis tersebut.
Pengambilan keputusan di sekolah selama
ini, ada yang bertentangan dengan hati nurani atau nilai-nilai kebajikan
universal. Misalnya ketika ada murid yang tidak layak naik kelas, tetapi harus
naik, begitupun kelulusan. Ketika menghadapi murid yang bermasalah,
terkadang posisi guru menjadi dilema yang terkadang merusak hubungan personal
sesama guru maupun kepala sekolah. Namun, setelah mempelajari modul ini,
dimana dikembalikan kepada nilai-nilai kebajikan yang universal, 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah, membuka ruang hati agar lebih bijaksana demi
keberhasilan murid. Sebuah kecardasan yang harus dimilki guru selain kecerdasan
emosional dan spiritual adalah kecerdasan mengatasi masalah (Adversity
Quotion). Kita akan memiliki daya lenting yang kuat dalam menghadapi masalah
yang tidak terduga.
Kecerdasan ini tergantung dengan respon
pertama yang diberikan terhadap masalah yang datang. Jika menempatkannya
sebagai tantangan, maka segenap jiwa akan menakhlukkannya, begitupun
sebaliknya.
5.
Merancang
ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi
kejadian
serupa di masa mendatang.
Untuk menghadapi kegiatan pembelajaran
selanjutnya, saya berkeyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Pengalaman
belajar selama ini telah membekali diri saya dengan kemampuan belajar mandiri,
berpikir kritis, kreativitas menemukan solusi permasalahan, mampu berkolaborasi
dalam menyelesaikan tugas, dan komunikatif dalam menyampaikan ide/gagasan,
serta berani mengambil resiko.
Di kelas, saya akan menyelesaikan masalah
dengan percaya diri menggunakan uji instrumen 9 langkah pengambilan keputusan.
Apabila memukan murid bermasalah, saya bisa mengambil keputusan jika merupakan
sebuah dilema etika dan tidak terperangkap pada bujukan moral.
Semoga
bermanfaat. Salam dan Bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar